SEMEN DAN KEMISKINAN DI REMBANG

Rembang, kabupaten berpenduduk 600 ribu jiwa di ujung timur Pulau Jawa, ternyata salah satu kantong kemiskinan di Jawa Tengah dan Indonesia.

Angka kemiskinan di Rembang mencapai 19,5 persen. Lebih tinggi dari angka kemiskinan Jateng 13,5 persen dan 10,96 persen. Kemiskinannya tertinggi di wilayah Pati Raya (Rembang, Blora, Grobogan, Pati, dan Jepara).

Angka di atas memang miris. Maklum, Rembang dikenal sebagai salah satu penghasil garam terbesar di Jawa Tengah. Bahkan masuk 10 besar di Indonesia. Namun, ekonomi garam belum berhasil membebaskan warga Rembang dari kemiskinan.

Di Rembang, tempat Kartini menghabiskan hari-hari terakhirnya dan di makamkan, angka pernikahan dini cukup tinggi. Salah satu penyebabnya adalah kemiskinan. Ya, miris memang.

Tahun 2011, mulai tersiar kabar rencana PT Semen Indonesia (SI) membangun pabrik di Rembang. Setahun kemudian, SI mendapat ijin lingkungan dari Gubernur Jateng. Tahun 2014, groundbreaking pembangunan pabrik pun dilakukan.

Kehadiran Semen Indonesia memercikkan harapan. Disamping penyerapan tenaga kerja, kehadiran SI juga bisa menciptakan multiplier effect bagi ekonomi masyarakat sekitar. Warung makan/kantin, kost-kostan, jasa laundry, dan usaha ikutan lainnya ikut berdiri.

Semen Indonesia sendiri berkomitmen terhadap pengentasan kemiskinan, terutama di desa-desa dekat lokasi pabriknya. Apalagi, desa-desa yang mengitari lokasi tambang SI memang kantong-kantong kemiskinan. Jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera (KS) I rata-rata 70-80 persen.

Untuk penyerapan tenaga kerja, Semen Indonesia berpotensi menyerap 2.267 orang, meliputi pekerja organik, anak perusahaan, mitra kerja, mitra binaan, dan tenaga pemberdayaan.

Disamping itu, untuk pengentasan kemiskinan, Semen Indonesia punya 515 UMKM mitra binaan di Rembang. SI juga berkomitmen untuk pemenuhan kebutuhan air bersih warga sekitar melalui pipanisasi (Kajar dan Pasucen) dan sumur bor (Timbarangan, Tegoldowo, Kadiwono, dan Ngampel).

Semen Indonesia juga membangun sejumlah cekungan penampungan air (embung) di Tegaldowo. Dua lagi akan dibangun di Maguan dan Kumendung. Embung ini akan berguna untuk pengairan pertanian di musim kering, penangkal banjir, hingga wahana rekreasi.

Sayang sekali, potensi Semen Indonesia memajukan ekonomi Rembang kini bisa terancam hilang. Sekarang ini, rencana operasi tambang SI ditolak oleh segelintir orang yang mengatasnamakan Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK).

Mereka mencoba mempengaruhi negara untuk menggagalkan peresmian pabrik Semen Indonesia oleh Presiden Joko Widodo. Dan jika rencana mereka berhasil, bukan hanya bangsa ini yang kehilangan uang triliunan dan potensi pengembambangan BUMN-nya, tetapi rakyat Rembang juga kehilangan salah satu potensinya untuk memajukan ekonominya.

Oleh Bagaskara Wicaksono

KOMNAS HAM SALAH BESAR DALAM KASUS SEMEN REMBANG

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) beberapa waktu lalu mengirimi surat ke Presiden Joko Widodo sebagai bentuk permintaan agar pabrik semen di Rembang ditutup. Namun, sepertinya Komnas HAM keliru besar. Tindakannya tersebut dinilai salah sasaran mencampuri polemik PT Semen Indonesia di Rembang.

Hal tersebut sampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Bowo Sidik Pangarso. Ia merasa heran dengan sikap Komnas HAM yang justru tidak melihat dan memahami bahwa mayoritas warga Rembang amat setuju dengan keberadaan pabrik semen. Menurut Bowo, keberadaan pabrik semen Rembang justru membantu meningkatkan perekonomian warga Rembang, lantaran mayoritas warga Rembang mendukung keberadaan pabrik tersebut.

Sebaiknya Komnas HAM memahami masalah terkait dukung dan tolak soal Semen Rembang. Komnas HAM juga harus meneliti lebih jauh apakah memang betul yang menolak Semen Rembang murni semuanya warga setempat atau disusupi orang luar. Mengingat, di balik polemik semen Rembang, ada sebuah persaingan bisnis yang mengerikan.

WARGA REMBANG: KAMI DIKOMPORI GUNRETNO AGAR TOLAK PABRIK SEMEN INDONESIA

Jambipos Online, Jakarta-Puluhan warga Rembang, Jawa Tengah, melakukan unjuk rasa di depan kantor Mahkamah Agung (MA), di Jakarta, Kamis (27/10). Mereka menuntut agar pembangunan pabrik Semen Indonesia tetap diteruskan walaupun MA telah mengabulkan gugatan izin lingkungannya.

Menurut salah seorang tokoh masyarakat Rembang yang ikut dalam unjuk rasa, Farouk Ferdian, bila pabrik Semen Indonesia dihentikanoperasionalnya maka berdampak banyaknya warga di lingkungan sekitar, terutama yang berada di Ring 1, bakal kehilangan pekerjaan.

Dia mengungkapkan, kini diperkirakan ada sekitar 1000 masyarakat Rembang di Ring 1 yang dapat bekerja sebab dibangunnya pabrik Semen Indonesia.

Daerah yang berada di Ring 1 mencakup antara lain Tegaldowo, Timbrangan, Pasucen, Kajar dan Kadiwono. Daerah Ring 1 meruapakan areal terdekat dengan pembangunan pabrik Semen Indonesia.

Farouk mengatakan, kalaupun ada penolakan terhadap pembangunan pabrik Semen Indonesia, mayoritas justru bukan dari masyarakat Rembang asli. Farouk menyatakan, masyarakat penolak pabrik Semen Indonesia merupakan warga Pati.

“Warga Rembang asli yang kontra pembangunan pabrik Semen Indonesia tidak lebih dari 5%, sisanya warga Pati,” tutur dia.

Menurut Farouk, para warga di provokasi LSM Walhi dan JPMK agar menolak pembangunan pabrik Semen Indonesia. Farouk menyebutkan, tokoh di belakang yang memotori terjadinya penolakan bernama Gun Retno.

“Dia itu (Gun Retno) adalalah warga Pati,” ucap Farouk.

Terkait pabrik Semen Indonesia, Farouk mengungkapkan, sebelumnya telah dilakukan sosialisasi menyangkut rencana pembangunan pabrik ke masyarakat sehingga tak ada alasan bila warga Rembang belum mengetahui.

“Sebelum ada pabrik Semen Indonesia, UMR di Rembang hanya sekitar Rp 600 ribu. Namun sejak ada pabrik Semen Indonesia, diperkirakan bisa mencapai Rp 2-3 juta,” Farouk menuturkan. (Rel)

Tokoh Salafi Indonesia “Disemprot” Menteri Bidang Dakwah Arab Saudi Karena Kata Bid’ah

Apa jadinya jika “Wahabi” turun gunung jauh-jauh dari negeri Arab ke Indonesia? Bukannya membuat Da’i-da’i Salafi sumringah karena mendapat ‘amunisi’ baru tapi justru para Da’i terbungkam akibat kebiasaannya selama ini. Lanjutkan membaca “Tokoh Salafi Indonesia “Disemprot” Menteri Bidang Dakwah Arab Saudi Karena Kata Bid’ah”